Minggu, 02 November 2014

ptk bab 3 dion



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. 
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997:8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi social eksperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga peserta didik tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
21
B. Setting Penelitian
  1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMA N I Sambit pada Tahun Ajaran 2013/2014.
  1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni semester genap tahun ajaran 2013/2014.
  1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah peserta didik-siswi Kelas X MIA 2 SMA N I Sambit   Tahun Pelajaran 2013/2014. Pada pokok bahasan menulis  Descriptive text.

C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2003:3) .
Sedangkan menurut Mukhlis (2003:5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2003:5)
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,   maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997:6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.









 


















Gambar 3.1. Alur PTK




Penjelasan alur di atas adalah :
  1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.
  2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep peserta didik serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran Cooperative Learning dan Mind Map.
  3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
  4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.




D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan  saat melaksanakan penelitian dalam upaya untuk mencari dan mengumpulkan data penelitian. Dalam hal ini data yang di peroleh berasal dari tes individu, hasil angket respon peserta didik dan hasil observasi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
  1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.
  1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi kompetisi inti, kompetensi dasar dan indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran, langkah –langkah kegiatan pembelajaran, penilaian dan pedoman penskoran.
  1. Tes
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan menulis descriptive text.  Tes ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah tes menulis descriptive text.




  1. Lembar observasi
Lembar ini berisi daftar jenis jenis kegiatan yang mungkin muncul dan akan diamati untuk menggambarkan aktifitas peserta didik dan pengelolaan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
  1. Angket respon peserta didik
Angket adalah suatu pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui ( Arikunto, 2002:128 ). Angket ditujukan pada peserta didik untuk mengetahui bagaimana respon peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Angket respon peserta didik ini merupakan angket tertutup dan diberikan pada setiap akhir siklus.

E. Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan instrument yang telah dipilih, maka metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah :
1.      Metode Tes
Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar secara individu dan klasikal


2.      Metode Observasi
Lembar observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi adalah mengamati secara langsung melalui penglihatan. Disini guru melakukan pengamatan terhadap segala fenomena yang muncul pada setiap pembelajaran. Dalam hal ini tentang aktifitas peserta didik dan pengelolaan pembelajaran.
3.      Metode Angket
Angket diberikan untuk memperoleh data tentang penilaian peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran bahasa Inggris menggunakan metode pembelajaran Cooperative Learning dan Mind Map.

F. Teknik Analisis Data
Untuk memgetahui keefektivan suatu mode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai peserta didik juga untuk memperoleh respon terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan peserta didik setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa tes tertulis membuat text descriptive pada setiap akhir siklus. Berikut diuraikan secara ringkas teknik analisis pengolahan data
1.      Analisis Hasil Belajar
a.      Ketuntasan Perorangan
Seorang peserta didik dikatakan berhasil mencapai ketuntasan belajar bila telah mencapai taraf penguasaan minimal 76 % atau dengan nilai 76. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

b.      Ketuntasan Klasikal
Suatu kelas telah berhasil mencapai ketuntasan belajar bila paling sedikit 90 % data jumlah peserta didik dalam kelas tersebut telah mencapai ketuntasan perorangan. Ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan menggunakan rumus.
2.      Analisis Penguasaan Materi
Data penguasaan materi bisa tercapai bila seorang peserta didik telah mendapatkan nilai minimal 76.
3.      Analisis Aktivitas Peserta Didik Dalam Pembelajaran
Data aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung diperoleh dengan cara mengamati aktifitas peserta didik, dan hasil pengamatan dimasukkan dalam lembar observasi.
Tabel 3.1: Kriteria Aktifitas Peserta didik dalam Pembelajaran
Indikator
Skor
Skala penilaian
1.      Komunikasi dalam dsikusi memecahkan masalah
4
3
2
1
Sangat aktif
Aktif
Kurang aktif
Tidak aktif
2.      kerjasama  dan interaksi dalam kelompok
4
3
2
1
Sangat baik
Baik
Kurang baik
Tidak abaik
3.      keseriusan dalam diskusi
4
3
2
1
Sangat serius
Serius
Kurang serius
Tidak serius





Teknis Penilaian Aktivitas peserta didik
No
Nama Peserta didik
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Jumlah / nulai
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
1










10/A
2














dst














Skala penilaian : 10 – 12 Nilai A
                             7 –  9   Nilai B
     4 –  6   Nilai C
     1 –  3   Nilai K
4.      Analisis Ketertarikan Peserta Didik.
Untuk mengetahui ketertarikan peserta didik terhadap proses pembelajaran peneliti menggunakan angket untuk mengetahui ketertarikan peserta didik. Peserta didik dikatakan tertarik terhadap proses pembelajaran bila paling sedikit 75% dari jumlah peserta didik dalam kelas tersebut menjawab atau mengisi angket dengan jawaban setuju sebanyak minimal 5 butir soal ( 60 % dari aspek pertanyaan )
a.        Indikator Keberhasilan
Komponen-komponen yang menjadi indikator keberhasilan tercapainya peningkatan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris dan kesuksesan dalam melakukan tindakan pada setiap siklusnya adalah :
1.Hasil belajar
Peningkatan hasil belajar tercapai bila nilai rata-rata tes setiap siklus mengalami kenaikan  persentase jumlah peserta didik yang tuntas dalam belajar meningkat pada setiap siklusnya.
2. Keaktivan peserta didik dalam pembelajaran
Peserta didik aktif dalam pembelajaran bila aspek aktivitas peserta didik yang masuk dalam kategori A lebih banyak daripada aspek aktivitas peserta didik yang kategori B atau C. Serta jumlah aspek pengamatan yang kategori B atau C berkurang pada setiap siklusnya.
  3. Pengelolaan pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran efektif bila nilai rata-rata hasil pengamatan semua aspek yang diamati pada setiap siklus minimal mencapai kriteria baik (≥3,50). Serta adanya peningkatan rata-rata hasil pengamatan semua aspek yang diamati pada setiap siklusnya
4.   Ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran
Ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran tercapai bila persentase ketertarikan peserta didik dalam satu kelas meningkat pada setiap siklusnya.
         Ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran tercapai bila persentase ketertarikan peserta didik dalam satu kelas meningkat pada setiap siklusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar