Minggu, 02 November 2014

BAB 4 PTK DION



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dideskripsikan hasil penelitian pada setiap siklus. Data penelitian yang diperoleh berupa data observasi berupa pengamatan implementasi metode pembelajaran Cooperative Learning dan Mind, dan tes writing peserta didik pada setiap siklus.
Data Lembar Observasi diambil dari  pengamatan pengelolaan metode pembelajaran Cooperative Learning dan Mind Map yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran Cooperative Learning dan Mind Map dalam meningkatkan writing  peserta didik .
Data nilai writing siswa digunakan untuk mengetahui perkembangan kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam menulis dengan metode Cooperative Learning dan Mind.
A.    Hasil Penelitian Dan Analisis Data
1.    Siklus 1
a.        Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1, tes writing 1 dan alat-alat pembelajaran yang mendukung.
b.   Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2014 di kelas X MIA 2 dengan jumlah peserta didik 19 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Pada proses pembelajaran Writing dengan Cooperative Learning dan Mind Map dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan salam. Kemudian guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai setelah pembelajaran. Setelah itu guru memberikan apersepsi atau mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya. Selanjutnya guru memberikan respon ramah dan menyenangkan atas pendapat yang dikemukakan peserta didik. Akhirnya guru memberi motivasi dan terus masuk ke kegiatan inti yang meliputi aktifitas sebagai berikut:
1)      Guru mengorganisasikan peserta didik untuk belajar dengan cooperative learning dengan  membagi peserta didik kedalam kelompok diskusi, dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 peserta didik.
2)      Guru menjelaskan tentang Mind Map dan kegunaannya dalam writing.
3)      Guru menyuruh peserta didik untuk meulis tentang diri mereka sendiri.
4)       Guru mendorong peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai dengan topik  melalui metode Mind Map.
5)      Peserta didik  menulis teks Descriptive tentang dirinya sendiri dari data yang ada di mind map.
6)      Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk membacakan hasil tulisan mereka di depan kelas.
7)      Guru memberi review terhadap karya dari perwakilan masing-masing kelompok.
8)      Guru membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap proses yang digunakan selama berlangsungnya pembelajaran.
9)      Guru mengkaitkan penjelasan mengenai Descriptive teks dengan  pertanyaan yang telah diajukan dibagian awal pelajaran.
Tabel 4.1 Nilai Tes Writing pada Siklus I
No
Nama
Nilai

Keterangan

1. 
Asma' Izzatul Madani
78
Tuntas
2. 
Diyah Ayu Noviya Sani
80
Tuntas
3. 
Etik Imroatul Faiza
70
Tidak Tuntas
4. 
Faridhaturrohmah
85
Tuntas
5. 
Hafiza Noorin Izati
90
Tuntas
6. 
Lia Tri Agustin
88
Tuntas
7. 
Lina Putri Arisanti
76
Tuntas
8. 
Mayang Putri Rinda Pratiwi
85
Tuntas
9. 
Muniffatul Fuaddah
90
Tuntas
10.         
Santi Yuana Dewi
80
Tuntas
11.         
Wahyu Oktavia Widiasari
90
Tuntas
12.         
Wahyu Septiani
78
Tuntas
13.         
Yudith Aditya Nureni Puspitasari
80
Tuntas
14.         
Yulia Nur Widiana
70
Tidak Tuntas
15.         
Ferry Mukti Wibowo
78
Tuntas
16.         
Jeky Aprilian
76
Tuntas
17.         
Panji Tri Sakti
60
Tidak Tuntas
18.         
Samodro Kristi Utomo
70
Tuntas
19.         
Zakki Faisal Ahmad
65
Tidak Tuntas

Rata-rata
78,29

Jumlah skor                                   : 1489
Jumlah skor max                           : 1900
% skor tercapai                              : 78,94
Jumlah peserta didik tuntas          : 15
Jumlah peserta didik yang belum tuntas   : 4
Klasikal                                                     : 21,05 % ( belum tuntas )



Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Tes Writing Peserta Didik pada Siklus I
No
Uraian
Hasil Siklus

1.
Nilai rata-rata tes writing
78,29
2.
Jumlah peserta didik yang tuntas belajar
15
3.
Persentase ketuntasan belajar
78,94

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran Cooperative Learning dan Mind Map diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar peserta didik adalah 78,29dan ketuntasan belajar mencapai 78,94 % atau ada 15 peserta didik dari 19 peserta didik sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal peserta didik belum tuntas belajar, karena peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 76 hanya 78,94 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 95 %. Hal ini disebabkan karena peserta didik masih asing dengan diterapkannya pembelajaran dengan  Cooperative Learning dan Mind Map.
c.         Data Hasil Pengamatan
Mengingat penelitian ini difokuskan pada proses pembelajaran serta pada kegiatan peserta didik, maka dari hasil pengamatan peneliti memperoleh data sebagai berikut. Peserta didik pada umumnya tertarik dengan metode Cooperative Learning dan Mind Map, tetapi sebagian dari mereka belum terbiasa menggunakan metode itu. Sebagai akibatnya kelas menjadi ramai karena sebagian dari peserta didik saling tanya dengan temannya dan bahkan ada yang tidak tahu harus berbuat apa. Metode Mind Map baru pertama ini mereka kenal sehingga perlu waktu latihan untuk dapat menggunakannya dengan baik.
d.        Refleksi
Ada beberapa hal yang dapat direfleksikan dari hasil kegiatan penelitian pada siklus 1 antara lain :
1)        Ada beberapa peserta didik yang masih belum dapat menyusun text Descriptive dari mind map.
2)   Alokasi waktu yang ditetapkan masih belum cukup untuk membuat sebuah text Descriptive sehingga sebagian dari mereka meneruskannya di rumah sebagai pekerjaan rumah.
3)   Ada beberapa peserta didik yang belum mencapai ketuntasan individu. Hal ini disebabkan karena sebagian dari mereka belum memahami model pembelajaran yang telah digunakan.
4)   Pengelolaaan pembelajaran secara umum berjalan dengan baik namun masih perlu perbaikan dalam penguasaan kelas.

2.        Siklus  II
a.        Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi peneliti menyusun rencana siklus II. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2, soal tes writing II dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Beberapa perbaikan dilakukan antara lain sebagai berikut. Pertama, setelah membuat mind map peserta didik diminta membuat out line text agar mempermuudah penyusunan text Descriptive. Kedua, peneliti menambah jumlah jam pertemuan sehingga setiap peserta didik dapat terbimbing dan terlayani semua. Ketiga, peneliti menjelaskan kembali cara membuat mind map. Keempat, agar kelas terkendali lebih baik peneliti merubah komposisi kelompok cooperative learning dengan lebih memeratakan kemampuan siswa dalam tiap kelompok.

b.        Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 April 2014 di kelas X MIA 2 dengan jumlah peserta didik 19 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Kegiatan inti pada siklus II meliputi aktifitas sebagai berikut:
1)      Guru mengorganisasikan peserta didik untuk belajar dengan cooperative learning dengan  membagi peserta didik kedalam kelompok diskusi, dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 peserta didik.
2)      Guru menjelaskan lagi sekilas tentang Mind Map dan kegunaannya dalam writing.
3)      Guru menjelaskan cara menjabarkan mind map ke dalam out line karangan.
4)      Guru menyuruh peserta didik untuk meulis tentang keluarga mereka sendiri.
5)       Guru mendorong peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai dengan topik  melalui metode Mind Map dan menjabarkannya ke dalam out line.
6)      Peserta didik  menulis teks Descriptive tentang keluarga mereka sendiri dari data yang ada di out line.
7)      Guru membimbing penulisan dan membantu kosakata yang sulit.
8)      Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk membacakan hasil tulisan mereka di depan kelas.
9)      Guru memberi review terhadap karya dari perwakilan masing-masing kelompok.
10)  Guru membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap proses yang digunakan selama berlangsungnya pembelajaran.
Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Nilai Tes Writing Pada Siklus II
No

Nama

Nilai

Keterangan

1.       
Asma' Izzatul Madani
85
Tuntas
2.       
Diyah Ayu Noviya Sani
85
Tuntas
3.       
Etik Imroatul Faiza
80
Tuntas
4.       
Faridhaturrohmah
85
Tuntas
5.       
Hafiza Noorin Izati
95
Tuntas
6.       
Lia Tri Agustin
90
Tuntas
7.       
Lina Putri Arisanti
78
Tuntas
8.       
Mayang Putri Rinda Pratiwi
87
Tuntas
9.       
Muniffatul Fuaddah
95
Tuntas
10.   
Santi Yuana Dewi
88
Tuntas
11.   
Wahyu Oktavia Widiasari
90
Tuntas
12.   
Wahyu Septiani
85
Tuntas
13.   
Yudith Aditya Nureni Puspitasari
90
Tuntas
14.   
Yulia Nur Widiana
76
Tuntas
15.   
Ferry Mukti Wibowo
78
Tuntas
16.   
Jeky Aprilian
80
Tuntas
17.   
Panji Tri Sakti
70
tidak Tuntas
18.   
Samodro Kristi Utomo
80
Tuntas
19.   
Zakki Faisal Ahmad
74
Tidak Tuntas

Rata -rata
83,737
Tuntas

Jumlah skor                                                        : 1591
Jumlah skor max                                    : 1900
% skor tercapai                                                   : 89,47
Jumlah peserta didik tuntas                               : 17
Jumlah peserta didik yang belum tuntas            : 2
Tabel 4.4 Hasil Tes Writing Peserta Didik Pada Siklus II
No
Uraian
Hasil Siklus

1.
Nilai rata-rata tes writing
83,737
2.
Jumlah peserta didik yang tuntas belajar
17
3.
Persentase ketuntasan belajar
89,47

Dari tabel diatas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar peserta didik adalah 83,737dan ketuntasan belajar mencapai 89,47 % atau ada 17 peserta didik dari 19 peserta didik. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan dan lebih baik dari pada siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar peserta didik ini karena peserta didik sudah mulai mengenal dan menemukan keasyikan dengan metode pembelajaran Cooperative Learning dan Mind Map. Disamping itu kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar dalam metode ini juga semakin meningkat sehingga proses belajar mengajar semakin efektif.
c.         Pegamatan.
Dari hasil pengamatan peneliti memperoleh data sebagai berikut. Peserta didik sudah mulai adaptasi dengan metode Cooperative Learning dan Mind Map. Bahkan sebagian besar dari mereka sudah merasa asyik dengan metode itu karena mudah dalam mengorganisir ide dalam writing. Permasalahan yang muncul kemudian adalah penerjemahan ide dari Indonesia ke dalam Bahasa Inggris. Untuk itu peneliti membantu mereka dalam memilih kata yang tepat.
d.        Refleksi.
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan pembelajaran model Cooperative Learning dan Mind Map. Data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut :
1)         Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik.
2)        Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa peserta didik sudah semakin cepat dapat mengaplikasikan mind map dalam menulis teks Descriptive.
3)        Kekurangan pada sikulus 1 sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4)        Sebagian peserta didik mengalami kesulitan memaparkan ide dalam mind map kedalam teks Descriptive secara langsung berbahasa Inggris.

3.                        Siklus III
a.                                    Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran 3, soal tes writing 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
       Berdasarkan hasil refleksi di siklus II, peneliti menambahkan kegiatan menulis konsep Bahasa Indonesia setelah membuat mind map dan out line untuk mempermudah menyusun teks Descriptive.

b.                                    Tahap Kegiatan Dan Pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 28 April 2014 di kelas X MIA 2 dengan jumlah peserta didik 19 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.



Kegiatan inti pada siklus III meliputi aktifitas sebagai berikut:
1)      Guru mengorganisasikan peserta didik untuk belajar dengan cooperative learning dengan  membagi peserta didik kedalam kelompok diskusi, dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 peserta didik.
2)      Guru menjelaskan lagi sekilas tentang Mind Map dan cara menjabarkannya ke dalam out line karangan.
3)      Guru menyuruh peserta didik untuk meulis tentang SMAN I Sambit.
4)      Guru memberi kata – kata kunci yang dapat dikembangkan ke dalam teks deskriptif seperti; parking area, library, class room, school yard, etc.
5)       Guru mendorong peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai dengan topik  melalui metode Mind Map dan menjabarkannya ke dalam out line.
6)      Peserta didik  menulis teks Descriptive tentang SMAN I Sambit dari data yang ada di out line.
7)      Guru membimbing penulisan dan membantu kosakata yang sulit.
8)      Guru mengecek dan mengoreksi tulisan peserta didik.
9)      Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk membacakan hasil tulisan mereka di depan kelas.
10)  Guru memberi review terhadap karya dari perwakilan masing-masing kelompok.
11)  Guru membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap proses yang digunakan selama berlangsungnya pembelajaran.

Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Nilai Tes Writing Pada Siklus III
No
Nama
Nilai
Keterangan
1.       
Asma' Izzatul Madani
90
Tuntas
2.       
Diyah Ayu Noviya Sani
85
Tuntas
3.       
Etik Imroatul Faiza
85
Tuntas
4.       
Faridhaturrohmah
90
Tuntas
5.       
Hafiza Noorin Izati
95
Tuntas
6.       
Lia Tri Agustin
90
Tuntas
7.       
Lina Putri Arisanti
80
Tuntas
8.       
Mayang Putri Rinda Pratiwi
90
Tuntas
9.       
Muniffatul Fuaddah
95
Tuntas
10.   
Santi Yuana Dewi
85
Tuntas
11.   
Wahyu Oktavia Widiasari
90
Tuntas
12.   
Wahyu Septiani
85
Tuntas
13.   
Yudith Aditya Nureni Puspitasari
95
Tuntas
14.   
Yulia Nur Widiana
80
Tuntas
15.   
Ferry Mukti Wibowo
90
Tuntas
16.   
Jeky Aprilian
80
Tuntas
17.   
Panji Tri Sakti
76
Tuntas
18.   
Samodro Kristi Utomo
85
Tuntas
19.   
Zakki Faisal Ahmad
78
Tuntas

Rata-rata
86,526


Jumlah skor                                : 1730
Jumlah skor max            : 1900
% skor tercapai                           : 100
Jumlah peserta didik tuntas                   : 19
Jumlah peserta didik belum tuntas         : 0




Tabel 4.6 Hail Tes Writing Pada Siklus III
No
Uraian
Hasil Siklus
1.
Nilai rata-rata tes writing
86,526
2.
Jumlah peserta didik yang tuntas belajar
19
3.
Persentase ketuntasan belajar
100

Berdasarkan table diatas diperoleh nilai rata-rata tes writing 86,526 dan dari 19 peserta didik  telah tuntas semuanya. Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan peserta didik mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini. Disamping itu dengan adanya metode pembelajaran ini peserta didik dapat bertanya dengan sesama temannya dan ternyata dari proses bertanya antar sesama ini, peserta didik lebih mudah menerima penjelasan dari temannya yang lebih faham tentang materi pelajaran tersebut. Juga dari hasil pembelajaran Cooperative Learning dan Mind Map ini peserta didik  jadi lebih mudah untuk bekerja sama dengan sesama temannya.

c.                                     Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji, apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode pembelajaran cooperative learning dan mind map. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut :
1.        Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi secara umum sudah berjalan dengan baik.
2.        Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa peserta didik aktif selama proses belajar berlangsung.
3.        Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4.        Hasil belajar peserta didik pada siklus III telah mencapai ketuntasan.

d.                                    Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan metode pembelajaran Cooperative Learning dan Mind Map dengan baik dan dilihat dari aktivitas serta hasil belajar peserta didik pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pembelajaran Cooperative Learning dan Mind Map dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.





B.     Pembahasan
1.        Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran Cooperative Learning dan Mind Map dapat meningkatkan kemampuan menulis peserta didik, hal ini dapat ditandai dengan adanya peningkatan nilai rata –rata peserta didik pada setiap siklusnya. Yaitu pada siklus 1 (78,29), siklus 2 (83,73), siklus 3 (86,52). Kemampuan writing peserta didik terus meningkat dari siklus satu ke siklus selanjutnya. Hal ini juga berarti ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan. Ketuntasan belajar meningkat dari siklus I sebesar 78,94%, siklus II 89,47% dan siklus III 100 %. Pada siklus III ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal telah tercapai.
2.        Aktivitas peserta didik dan Guru dalam pembelajaran
Dari hasil penelitian dapat diketahui bagaimana mind map dan cooperative learning dapat meningkatkan kemampuan writing peserta didik. Kedua metode ini merupakan student centered learning sehingga dapat meningkatkan kreatifitas dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran ini sebagai fasilitator dan mitra peseerta didik dalam belajar. Dengan cooperative learning mereka dapat bertukar pendapat dan saling bertanya sehingga tercipta pergesekan ide yang mempertajam daya pikir kritis mereka. Sedangkan Mind Map mampu membantu peserta didik dalam mengorganisir idenya sehingga lebih terfokus pada tema dan tidak ’off the topic’. Selain itu Mind Map juga dapat mempermudah peserta didik dalam menemukan ide di saat menulis. Dimana keluhan utama peserta didik saat menulis adalah kehabisan ide dan grammar.
Dalam proses belajar guru selalu mencari solusi terbaru dari permasalahan penggunaan metode Mind Map dan Cooperative Learning. Pada siklus pertama peserta didik langsung menyusun text dari mind map yang mereka buat. Ternyata mereka masih memiliki banyak kendala dalam proses merubah konsep ide dalam mind map ke dalam text. Untuk itu di siklus kedua guru merevisinya dengan menambahkan out line setelah membuat mind map. Dengan langkah ini ternyata mayoritas peserta didik merasa lebih mudah dalam menyusun text. Namun demikian ada beberapa peserta didik yang pandai merasa hal itu hanya buang waktu karena konsep ide di mind map sudah sangat jelas tinggal memindah ke dalam text. Karena kondisi peserta didik bervariasi kemampuannya, pada siklus ketiga guru masih menambah satu langkah lagi yaitu dari out line dibuat konsep lalu dikoreksi guru lalu peserta didik memperbaiki text mereka. Terkadang guru membantu menerjemahkan ide mereka ke dalam bahasa Inggris. Dengan langkah cooperative learning antara pserta didik satu dan yang lain dan juga dengan guru ini akhirnya di siklus ketiga ini semua peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar yaitu minimal 76.
3.    Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran
Dengan menerapkan metode cooperative learning dan mind map ini guru lebih mudah dalam mengendalikan peserta didik. Hal ini karena mereka dikelompokkan secara heterogen menjadi empat kelompok. Ditiap kelompok ada peserta didik yang kemampuannya tinggi, sedang dan kurang. Penguasaan kelas pada siklus pertama memang masih kurang karena ada beberapa peserta didik yang mondar mandir ke kelompok lain dan ramai. Tapi hal itu justru merupakan bukti ketertarikan mereka pada metode ini karena mereka saling tanya dan bila tidak puas dengan jawaban teman satu kelompok mereka tanya ke teman lain yang mereka angap lebih mampu di kelompok lain. Kondisi ramai merupakan hal yang wajar saat mereka berhadapan dengan sesuatu yang baru karena ramainya mereka tidak lepas dari materi pelajaran.
Pada siklus kedua dan ketiga kondisi kelas lebih tenang karena mereka sudah fokus dengan pekerjaan masing-masing dan mereka berlomba untuk dapat menyelesaikan text itu dalam waktu dua jam pelajaran. Namun demikian sebagian dari mereka juga ada yang belum selesai sehingga harus diteruskan dirumah dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
Pada siklus kedua dan ketiga guru lebih banyak membantu kosakata yang sulit dan mengecek grammarnya. Secara umum guru dapat mengelola kelas dengan baik sehingga dicapai hasil yang baik pula.
4.   Ketertarikan Peserta Didik
 Berdasarkan analisis data yang diperoleh ketertarikan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan Cooperative Learning dan Mind Map menunjukkan bahwa sebagian besar dari merka tertarik dengan kedua metode ini. Hal ini dapat dilihat pada jumlah peserta didik yang tertarik pada metode ini sebesar 95%. Dari hasil pengamatan peneliti juga menunjukkan bahwa banyak dari mereka yang tertarik dengan metode ini karena ilmu ini tidak hanya dapat diterapkan di kelas writing tapi juga dikelas reading bahkan tidak hanya untuk bahasa Inggris tapi juga untuk mata pelajaran yang lain.

1 komentar: