Minggu, 02 November 2014

PTK BAB 1 DION



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Bahasa Inggris adalah kunci untuk komunikasi berbagi pendapat, ide, dan pengetahuan antara satu orang dengan yang lain dari bangsa yang berbeda.
Pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing meliputi empat ketrampilan bahasa yakni; menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Menulis merupakan ketrampilan yang produktif karena peserta didik dituntut mampu menghasilkan karya tulis. Dalam menulis peserta didik harus memperhatikan diksi, tatabahasa, maupun organisasi teks yang koheren dan kohesif. Untuk menghasilkan karya tulis yang laik dibaca, diperlukan proses yang panjang dan berkesinambungan bagi peserta didik.
Berdasarkan kurikulum 2013, mata pelajaran Bahasa Inggris disajikan dalam dua bentuk yaitu wajib dan peminatan. Untuk yang wajib setiap minggunya ada 2 jam pelajaran dan yang peminatan ada 3 jam pelajaran. Di SMAN I Sambit pelaksanaan kurikulum 2013 sudah dimulai sejak tahun ajaran 2013/2014. Komposisinya adalah 2 jam wajib dan 3 jam lintas minat.
Berdasarkan pengalaman peneliti, peserta didik sering menghadapi kesulitan dalam penulisan paragraf. Kadangkala masih banyak kesalahan pada paragraf yang mereka tulis, mulai penulisan kata, tatabahasa yang tidak sesuai dengan aturan penulisan, sampai pada makna yang sulit dipahami bagi pembaca. Itu semua karena rendahnya pengetahuan menulis juga bahasa yang mereka gunakan bukan bahasa sendiri. Motivasi peserta didik yang rendah menyebabkan mereka tidak tertarik terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris yang juga berakibat pada aktivitas yang membosankan, karena kurangnya pengetahuan proses menulis.
Beberapa permasalahan yang kongkret yang dihadapi oleh pembelajar bahasa asing khususnya diproses pembelajaran menulis dikelas adalah sebagai berikut:
1.      Ketika peserta didik mulai menulis paragraf, mereka kurang biasa mengkaitkan gagasan yang ada di benak mereka kedalam bentuk tulisan, yang berakibat pada lemahnya text yang mereka tulis dari sudut uniti dan keherensi.
2.      Peserta didik masih lemah dalam pengorganisasian informasi kedalam teks yang akurat secara order dan penggunakan  transition signal yang tidak tepat yang hasilnya text yang mereka tulis, sulit dipahami oleh pembaca.
3.      Kebanyakan peserta didik masih miskin ide dan imaginasi untuk dikembangkan ke dalam tulisan Descriptive.
Mengacu pada permasalahan di atas, guru merupakan kunci dalam kelancaran proses pembelajaran Writing. Guru harus mampu memotivasi peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran Writing. Disini guru bisa memandu peserta didik untuk meningkatkan thinking process (Brown, 2001:340). Guru hendaknya juga mampu menyajikan strategi pembelajaran yang mengacu pada keaktifan peserta didik yang juga berdampak pada peningkatan motivasi di pelajaran Writing. Pembelajaran  Writing idealnya penuh dengan aktivitas yang menyenangakan dan menantang bagi peserta didik untuk berdiskusi.
 Dengan metode diskusi, peserta didik bisa belajar berargumentasi, mendengarkan pendapat teman, menjelaskan dan memberi pemahaman terhadap teman diskusinya. Peserta didik bahkan mampu menjelaskan  gagasan-gagasan mereka ke teman lainnya menggunakan  bahasa informal yang dengan mudah difahami oleh kelompoknya. Dengan menerapkan pembelajaran semacam ini, semua peserta didik mempunyai kesempatan berpartisispasi secara aktif dan tiap-tiap peserta didik mempunyai pelbagai ketrampilan bekomunikasi yang disampaikan ke dalam kerja kelompok. Bahkan untuk menulis dengan baik, pembelajar bahasa harus menguasai strategi yang tepat untuk penulisan text.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk pembelajaran Writing, salah satunya strategi Belajar Kerjasama (Cooperative Learning) dan ,Pemetaan Pikiran (Mind map). Strategi ini mampu mengatasi kebosanan dalam aktivitas menulis di kelas karena strategi ini melibatkan semua elemen di dalam kelas, guru dan peserta didik juga sesama peserta didik mampu berinteraksi satu sama lain, selain itu guru mampu memandu peserta didik dalam aktivitas proses menulis sehingga kendala yang sering dialami peserta didik yaitu buntu dalam mengeksplorasi ide dalam menulis bisa teratasi.
Cooperative Learning (CL) memberikan cara tertentu untuk mengorganisasikan kerja kelompok sehinga kemampuan writing peserta didik meningkat. Dengan  penerapan Cooperative Learning (CL), pembelajar mampu berinteraksi yang berdampak pada motivasi mereka dalam pembelajaran meningkat karena dalam proses interaksi membantu peserta didik mengembangkan pemahaman mereka pada bahasa target dan memberi peluang kepada mereka untuk secara praktis menggunakan bahasa yang mereka pelajari (Kessler, 1992:1). Dia juga menyatakan bahwa Cooperative Learning (CL) memberikan peluang kepada pembelajar untuk meningkatkan kemampuan mereka berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
Mind map merupakan cara yang efektif untuk mengorganisir pikiran dan ide sehingga dapat mempermudah dalam memaparkan ide saat menulis. Mind map merupakan metode pemetaan pikiran yang mempermudah mengorganisir ide.
Mempertimbangkan pernyataan di atas, peneliti yakin bahwa strategi Cooperative Learning (CL) dan Mind map mempunyai peran sangat penting di dalam meningkatkan kompetensi menulis peserta didik. Peneliti juga berasumsi bahwa Cooperative Learning (CL) dan Mind map merupakan strategi yang sangat cocok untuk proses pembelajaran di tingkat SMA seperti pada lingkungan SMAN 1 Sambit Ponorogo sebab strategi ini memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berfikir secara independen. Strategi Cooperative Learning (CL) dan Mind map diterapkan dengan cara mengelompokkan peserta didik kedalam kelompok (grup) kecil terdiri dari tiga atau empat peserta didik, sehingga jika anggota kelompoknya terlalu kecil akan berakibat gagasan-gagasan yang akan disampaikan dalam kelompok hanya sedikit, sedangkan kalau terlalu banyak anggota kelompok akan berakibat pada diskusi yang tidak focus pada pembicaraaan (topik) yang penting yang juga akan mempengaruhi kurang efektifnya kerja kelompok. Selanjutnya mereka menggunakan mind map untuk mengorganisir idenya.
Berdasarkan pada kajian awal yang dilakukan peneliti di SMAN 1 Sambit Ponorogo pada bulan Juli 2013, dijumpai beberapa fakta yang ada kaitannya dengan proses pembelajaran ketrampilan menulis, sebagai berikut:
1.    Peserta didik tampak kebingungan ketika mereka diharapkan menulis, khususnya menulis text. Hal tersebut dikarenakan  mereka tidak tahu bagaimana, apa dan dari mana mereka mulai menulis, yang berakibat peserta didik kurang termotivasi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
2.     Peserta didik memiliki pengetahuan yang minim tentang bagaimana menulis text. Hal ini termasuk lemahnya penguasaan kosakata dan grammar serta rendahnya daya imaginasi peserta didik.
3.    Masih sulit merubah budaya lisan ke budaya tulis. Peserta didik pada umumnya mampu ngobrol bercerita berjam – jam dengan temannya tapi ketika disuruh menulis apa isi obrolan dan cerita tadi mereka mendadak kehilangan ide.
Ditinjau dari keprihatinan di kelas, maka perlu adanya pengimplementasian suatu strategi yang melibatkan antara guru dan peserta didik secara aktif di dalam aktifitas pembelajaran. Beberapa metode dan strategi yang telah dikembangkan untuk mengatasi proses pembelajaran yang lebih bermakna di pembelajaran menulis, salah satunya adalah strategi yang bisa membantu peserta didik dalam mengorganisasi dan mengembangkan gagasan-gagasan mereka dalam menulis text Descriptive yaitu startegi Cooperative Learning dan Mind map.
Pada penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa strategi Cooperative Learning dan Mind map sangatlah tepat digunakan pada pembelajaran  Writing. Pertama, karena strategi ini mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik yang sedang belajar menulis. Kedua, strategi ini memberi keuntungan dalam proses menulis karena  mampu memotivasi peserta didik, meningkatkan kemampuan berinteraksi di kelas, menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mampu meningkatkan kemampuan menulis mereka. peserta didik bisa bekerjasama dan bertukar pikiran ketika mereka menjumpai kesulitan dalam menggali gagasan yang ada di benak mereka pada saat mulai menulis.
Sedangkan alasan yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.   Implementasi strategi Cooperative Learning dan Mind map diharapkan mampu mengatasi permasalahan peserta didik dalam pembelajaran Writing karena strategi ini mampu meningkatkan keahlian menulis mereka.
2.   Strategi Cooperative Learning dan Mind map efektif untuk meningkatkan keahlian menulis, dan peserta didik akan lebih percaya diri. Selain itu strategi ini memberi peluang yang seluas-luasnya bagi peserta didik untuk berinteraksi secara social di dalam kelompok serta kesamaan derajat untuk berpatisipasi di kelas. Sehingga peserta didik yang pintar dan yang lemah mampu belajar bersama dan saling mengisi serta mereka mempunyai kesamaan perilaku dalam proses pembelajaran, oleh sebab itu strategi Cooperative Learning dan Mind map merupakan strategi yang sangat sesuai untuk semua level.
3.   Strategi Cooperative Learning dan Mind map mampu menciptakan suasana kelas yang lebih santai dan menyenangkan karena startegi ini menawarkan kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi satu sama lain dan juga mampu mencipatakan lingkungan belajar yang lebih positif.
4.   Dengan implementasi startegi Cooperative Learning dan Mind map, peserta didik akan terbiasa menggunakan pelbagai cara dalam menyelesaikan masalah menulis secara kooperatif. Karena strategi Cooperative Learning dan Mind map mengajarkan nilai-nilai kerjasama dalam membantu sesama peserta didik, membangun komunitas di dalam kelas dan juga mengajarkan basic life skills, seperti; belajar mendengarkan pendapat orang lain, menghargai opini orang lain, berkomunikasi secara intensif dan kerjasama mencapai tujuan prestasi. Di kelas yang menggunakan strategi Cooperative Learning dan Mind map, peserta didik secara sosial berbagi gagasan dan pengetahuan serta mampu menggunakan strategi belajar secara kelompok.
5.   Strategi Cooperative Learning dan Mind map sangat potensial untuk mengurangi dampak negative dari kompetisi di dalam kelas karena mereka berusaha saling membantu untuk menyalesaikan tugas secara kelompok.
Dari fenomina di atas,  peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian dengan judul “Merningkatkan Kemampuan Writing Peserta Didik Kelas X SMAN I Sambit Ponorogo dengan Cooperative Learning dan Mind map.”
 
 
 
 
B.                 Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah diatas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut; “Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan writing peserta didik kelas X SMAN 1 Sambit, Ponorogo melalui Cooperative Learning dan Mind map?”
C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan kemampuan writing peserta didik SMAN 1 Sambit, Ponoropgo melalui Cooperative Learning dan Mind map.
D.    Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara teoritis dan praktis. Secara teoritis, hasil penelitian dapat memberikan wacana tentang teori pembelajaran menulis menggunakan Cooperative Learning dan Mind map bagi para guru bahasa Inggris dan juga memberikan kontribusi keilmuan bagi sekolah dalam pengembangan strategi pembelajaran.
Secara praktis, penelitian ini merupakan masukan berharga bagi guru, sebagai strategi alternatif untuk pembelajaran menulis khususnya penulisan text Descriptive. Sedangkan bagi peserta didik, diharapkan dapat meningkatkan motivasi serta kemampuan menulis text Descriptive.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar