BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Bahasa Inggris adalah kunci
untuk komunikasi berbagi pendapat, ide, dan pengetahuan antara satu orang
dengan yang lain dari bangsa yang berbeda.
Pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing meliputi
empat ketrampilan bahasa yakni; menyimak, membaca, berbicara dan menulis.
Menulis merupakan ketrampilan yang produktif karena peserta didik dituntut
mampu menghasilkan karya tulis. Dalam menulis peserta didik harus memperhatikan
diksi, tatabahasa, maupun organisasi teks yang koheren dan kohesif. Untuk
menghasilkan karya tulis yang laik dibaca, diperlukan proses yang panjang dan
berkesinambungan bagi peserta didik.
Berdasarkan kurikulum 2013, mata pelajaran Bahasa Inggris disajikan dalam
dua bentuk yaitu wajib dan peminatan. Untuk yang wajib setiap minggunya ada 2
jam pelajaran dan yang peminatan ada 3 jam pelajaran. Di SMAN I Sambit
pelaksanaan kurikulum 2013 sudah dimulai sejak tahun ajaran 2013/2014.
Komposisinya adalah 2 jam wajib dan 3 jam lintas minat.
Berdasarkan pengalaman peneliti, peserta didik sering menghadapi
kesulitan dalam penulisan paragraf. Kadangkala masih banyak kesalahan pada
paragraf yang mereka tulis, mulai penulisan kata, tatabahasa yang tidak sesuai
dengan aturan penulisan, sampai pada makna yang sulit dipahami bagi pembaca.
Itu semua karena rendahnya pengetahuan menulis juga bahasa yang mereka gunakan
bukan bahasa sendiri. Motivasi peserta didik yang rendah menyebabkan mereka tidak
tertarik terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris yang juga berakibat pada
aktivitas yang membosankan, karena kurangnya pengetahuan proses menulis.
Beberapa
permasalahan yang kongkret yang dihadapi oleh pembelajar bahasa asing khususnya
diproses pembelajaran menulis dikelas adalah sebagai berikut:
1.
Ketika peserta didik mulai menulis paragraf, mereka
kurang biasa mengkaitkan gagasan yang ada di benak mereka kedalam bentuk
tulisan, yang berakibat pada lemahnya text yang mereka tulis dari sudut uniti
dan keherensi.
2.
Peserta didik masih lemah dalam pengorganisasian
informasi kedalam teks yang akurat secara order dan penggunakan transition signal yang tidak tepat
yang hasilnya text yang mereka tulis, sulit dipahami oleh pembaca.
3.
Kebanyakan peserta didik masih miskin ide dan imaginasi
untuk dikembangkan ke dalam tulisan Descriptive.
Mengacu pada permasalahan di atas, guru merupakan kunci dalam kelancaran
proses pembelajaran Writing. Guru harus mampu memotivasi peserta didik untuk
aktif dalam proses pembelajaran Writing. Disini guru bisa memandu peserta didik
untuk meningkatkan thinking process (Brown, 2001:340). Guru hendaknya juga
mampu menyajikan strategi pembelajaran yang mengacu pada keaktifan peserta
didik yang juga berdampak pada peningkatan motivasi di pelajaran Writing.
Pembelajaran Writing idealnya penuh
dengan aktivitas yang menyenangakan dan menantang bagi peserta didik untuk
berdiskusi.
Dengan metode diskusi, peserta
didik bisa belajar berargumentasi, mendengarkan pendapat teman, menjelaskan dan
memberi pemahaman terhadap teman diskusinya. Peserta didik bahkan mampu
menjelaskan gagasan-gagasan mereka ke
teman lainnya menggunakan bahasa
informal yang dengan mudah difahami oleh kelompoknya. Dengan menerapkan
pembelajaran semacam ini, semua peserta didik mempunyai kesempatan
berpartisispasi secara aktif dan tiap-tiap peserta didik mempunyai pelbagai
ketrampilan bekomunikasi yang disampaikan ke dalam kerja kelompok. Bahkan untuk
menulis dengan baik, pembelajar bahasa harus menguasai strategi yang tepat
untuk penulisan text.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk pembelajaran Writing, salah
satunya strategi Belajar Kerjasama (Cooperative Learning) dan ,Pemetaan
Pikiran (Mind map). Strategi ini mampu mengatasi kebosanan dalam
aktivitas menulis di kelas karena strategi ini melibatkan semua elemen di dalam
kelas, guru dan peserta didik juga sesama peserta didik mampu berinteraksi satu
sama lain, selain itu guru mampu memandu peserta didik dalam aktivitas proses
menulis sehingga kendala yang sering dialami peserta didik yaitu buntu dalam
mengeksplorasi ide dalam menulis bisa teratasi.
Cooperative Learning (CL) memberikan cara tertentu untuk
mengorganisasikan kerja kelompok sehinga kemampuan writing peserta didik
meningkat. Dengan penerapan Cooperative
Learning (CL), pembelajar mampu berinteraksi yang berdampak pada motivasi
mereka dalam pembelajaran meningkat karena dalam proses interaksi membantu peserta
didik mengembangkan pemahaman mereka pada bahasa target dan memberi peluang
kepada mereka untuk secara praktis menggunakan bahasa yang mereka pelajari
(Kessler, 1992:1). Dia juga menyatakan bahwa Cooperative Learning (CL)
memberikan peluang kepada pembelajar untuk meningkatkan kemampuan mereka
berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
Mind map merupakan cara
yang efektif untuk mengorganisir pikiran dan ide sehingga dapat mempermudah
dalam memaparkan ide saat menulis. Mind map merupakan metode pemetaan pikiran
yang mempermudah mengorganisir ide.
Mempertimbangkan
pernyataan di atas, peneliti yakin bahwa strategi Cooperative Learning (CL)
dan Mind map mempunyai peran sangat penting di dalam meningkatkan
kompetensi menulis peserta didik. Peneliti juga berasumsi bahwa Cooperative
Learning (CL) dan Mind map merupakan strategi yang sangat cocok
untuk proses pembelajaran di tingkat SMA seperti pada lingkungan SMAN 1 Sambit
Ponorogo sebab strategi ini memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
berfikir secara independen. Strategi Cooperative Learning (CL) dan Mind
map diterapkan dengan cara mengelompokkan peserta didik kedalam kelompok
(grup) kecil terdiri dari tiga atau empat peserta didik, sehingga jika anggota
kelompoknya terlalu kecil akan berakibat gagasan-gagasan yang akan disampaikan
dalam kelompok hanya sedikit, sedangkan kalau terlalu banyak anggota kelompok
akan berakibat pada diskusi yang tidak focus pada pembicaraaan (topik) yang
penting yang juga akan mempengaruhi kurang efektifnya kerja kelompok.
Selanjutnya mereka menggunakan mind map untuk mengorganisir idenya.
Berdasarkan
pada kajian awal yang dilakukan peneliti di SMAN 1 Sambit Ponorogo pada bulan
Juli 2013, dijumpai beberapa fakta yang ada kaitannya dengan proses
pembelajaran ketrampilan menulis, sebagai berikut:
1. Peserta
didik tampak kebingungan ketika mereka diharapkan menulis, khususnya menulis
text. Hal tersebut dikarenakan mereka
tidak tahu bagaimana, apa dan dari mana mereka mulai menulis, yang berakibat peserta
didik kurang termotivasi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
2. Peserta didik memiliki pengetahuan yang minim
tentang bagaimana menulis text. Hal ini termasuk lemahnya penguasaan kosakata
dan grammar serta rendahnya daya imaginasi peserta didik.
3. Masih
sulit merubah budaya lisan ke budaya tulis. Peserta didik pada umumnya mampu
ngobrol bercerita berjam – jam dengan temannya tapi ketika disuruh menulis apa
isi obrolan dan cerita tadi mereka mendadak kehilangan ide.
Ditinjau dari keprihatinan di kelas,
maka perlu adanya pengimplementasian suatu strategi yang melibatkan antara guru
dan peserta didik secara aktif di dalam aktifitas pembelajaran. Beberapa metode
dan strategi yang telah dikembangkan untuk mengatasi proses pembelajaran yang
lebih bermakna di pembelajaran menulis, salah satunya adalah strategi yang bisa
membantu peserta didik dalam mengorganisasi dan mengembangkan gagasan-gagasan
mereka dalam menulis text Descriptive yaitu startegi Cooperative Learning dan Mind map.
Pada penelitian ini,
peneliti berasumsi bahwa strategi Cooperative Learning dan Mind map sangatlah tepat
digunakan pada pembelajaran Writing.
Pertama, karena strategi ini mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh peserta
didik yang sedang belajar menulis. Kedua, strategi ini memberi keuntungan dalam
proses menulis karena mampu memotivasi peserta
didik, meningkatkan kemampuan berinteraksi di kelas, menciptakan lingkungan
belajar yang positif dan mampu meningkatkan kemampuan menulis mereka. peserta
didik bisa bekerjasama dan bertukar pikiran ketika mereka menjumpai kesulitan
dalam menggali gagasan yang ada di benak mereka pada saat mulai menulis.
Sedangkan
alasan yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Implementasi
strategi Cooperative Learning dan Mind map diharapkan mampu mengatasi permasalahan peserta
didik dalam pembelajaran Writing karena strategi ini mampu meningkatkan
keahlian menulis mereka.
2. Strategi
Cooperative Learning dan Mind
map efektif untuk meningkatkan keahlian menulis, dan peserta didik
akan lebih percaya diri. Selain itu strategi ini memberi peluang yang
seluas-luasnya bagi peserta didik untuk berinteraksi secara social di dalam
kelompok serta kesamaan derajat untuk berpatisipasi di kelas. Sehingga peserta
didik yang pintar dan yang lemah mampu belajar bersama dan saling mengisi serta
mereka mempunyai kesamaan perilaku dalam proses pembelajaran, oleh sebab itu
strategi Cooperative Learning dan Mind map merupakan strategi yang sangat sesuai untuk semua
level.
3. Strategi
Cooperative Learning dan
Mind map mampu menciptakan suasana kelas yang lebih santai dan
menyenangkan karena startegi ini menawarkan kesempatan kepada peserta didik
untuk berinteraksi satu sama lain dan juga mampu mencipatakan lingkungan
belajar yang lebih positif.
4. Dengan
implementasi startegi Cooperative Learning dan Mind map, peserta didik akan
terbiasa menggunakan pelbagai cara dalam menyelesaikan masalah menulis secara kooperatif.
Karena strategi Cooperative Learning dan Mind map mengajarkan nilai-nilai kerjasama dalam
membantu sesama peserta didik, membangun komunitas di dalam kelas dan juga
mengajarkan basic life skills, seperti; belajar mendengarkan pendapat orang
lain, menghargai opini orang lain, berkomunikasi secara intensif dan kerjasama
mencapai tujuan prestasi. Di kelas yang menggunakan strategi Cooperative
Learning dan Mind
map, peserta didik secara sosial berbagi gagasan dan
pengetahuan serta mampu menggunakan strategi belajar secara kelompok.
5. Strategi
Cooperative Learning dan
Mind map sangat potensial untuk mengurangi dampak negative dari
kompetisi di dalam kelas karena mereka berusaha saling membantu untuk
menyalesaikan tugas secara kelompok.
Dari fenomina di atas, peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian dengan judul “Merningkatkan Kemampuan Writing Peserta Didik Kelas X SMAN I Sambit Ponorogo dengan Cooperative Learning dan Mind map.”
B.
Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah diatas, peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut; “Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan writing peserta
didik kelas X SMAN 1 Sambit, Ponorogo melalui Cooperative Learning dan Mind map?”
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan
kemampuan writing peserta didik SMAN 1 Sambit, Ponoropgo melalui Cooperative
Learning dan Mind
map.
D.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara
teoritis dan praktis. Secara teoritis, hasil penelitian dapat memberikan wacana
tentang teori pembelajaran menulis menggunakan Cooperative Learning dan Mind map
bagi para guru bahasa Inggris dan juga memberikan kontribusi keilmuan bagi sekolah
dalam pengembangan strategi pembelajaran.
Secara praktis, penelitian ini merupakan masukan berharga bagi guru,
sebagai strategi alternatif untuk pembelajaran menulis khususnya penulisan text
Descriptive. Sedangkan bagi peserta didik, diharapkan dapat meningkatkan
motivasi serta kemampuan menulis text Descriptive.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar