Senin, 24 Oktober 2011

THE BLUE SKY ABOVE YOGYA


I. TERPASUNG KESUNYIAN

Hidup hanyalah akumulasi penderitaan dan kekecewaan
Tapi ia amat berarti bagiku
Hingga kupertaruhkan segalanya hanya demi hidup
Hidup dan kesunyian bukanlah lawan
Tapi sahabat dekat yang mana orang sering lupa
Kalau mereka sering bercumbu di tengah sunyinya malam
Kesunyian adalah awal dari kesepian
Kesepian adalah buah dari kesendirian
Kesendirian adalah embrio dari keberanian
Keberanian adalah menghadang bayaha dengan mata terbuka
Kesepian adalah kebebasan yang terbatas
Hingga menjadi keterikatan yang tak bertali
Dari percumbuan kesepian dan kesunyian
Lahirlah kerinduan
Rindu adalah peneritaan yang membawa kenikmatan luar biasa
Rindu adalah harapan yang belum kesampaian

Hari ini tanggal dua pulu satu Agustus 1999
Seperempat abad yang lalu aku dilahirkan
Di hari kelahiranku sengaja ku mematung di tepi pantai Parangtritis
Angin dingin ku biarkan bertiup menerpaku yang tertunduk menyendiri
Di bawah pohon yang rindang di sebuah lereng bukit
Yang tak begitu jauh dari pantai
Mataku memandang hamparan lautan luas
Seluas persoalan yang kuhadapi
Ombak terus menerus bergulung-gulung tiada henti
Menghempas mengikis pantaiSebagaimana aku terus menerus jatuh bangun
Mengatasi kesedihan yang tak berkesudahan
Buih putih terpelanting berpelukan mesra
Hingga akirnya terkapar di bibir pantai
Sebagaimana aku terjungkal saat berdekapan
Dengan harapan yang akhirnya kandas dan lepas

Aku masih terduduk menyendiri dalam kesunyian
Hanya ditemani pohon-pohon dan rerumputan yan mulai mongering
Sekering harapanku yang terpangkas pisau pemisah
Di hadapanku masih terbentang harapan lautan luas
Seluas harapan q yang telah kandas
Nun jauh di sana birunya langit berciuman mesra dengan birunya lautan
Sebagaimana kelabunya hatiku berkecupan dengan kelabunya negeriku

Aku terus memndang lautan yang tiada pernah tenang
Sebagaimana hatik yang terus risau menanti kepastian
Ingin kuhanyutkan dukaku kedalam lautan biru
Tapi birunya cinta tak mampu melepas duka
Dalamnya lautan sedalam cintaku padanya
Namun akirnya dalamna lautan cinta
Mengubur hidup-hidup jiwaku yang terluka
Suara gemuruh pantai meronta
Sekeras suara galaunya rintihan hatiku yang tercabik

Semakin lama kutatap lautan
Semakin sendu hatiku
Aku kian larut dalam ketidakmenentuan
Tapi tiada guna meratapi rintihan yang tertutup pilu
Mesti aku bias membaca

BACA SELANJUTNYA DI PROSA LIRIS DION
BIRUNYA LANGIT YOGYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar