(1)
Problem
Based Learning
a) Langkah Pembelajaran Mengorientasi peserta
didik pada masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan
tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam
penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan
rinci apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dan juga oleh guru. serta
dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat
penting untuk memberikan motivasi agar peserta didikdapat mengerti dalam pembelajaran
yang akan dilakukan. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu
:
· Tujuan utama pembelajaran tidak untuk
mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih kepada belajar
bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi peserta
didik yang mandiri,
· Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki
tidak mempunyai jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks
mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan,
· Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran
ini), peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi.
Peserta didik akan bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, namun
peserta didik harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan temannya, dan
· Selama tahap analisis dan penjelasan, peserta
didik akan didorong untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh
kebebasan. Tidak ada ide yang akan menjadi bahan lelucon oleh peserta didik
atau teman sekelas. Semua peserta didik diberi peluang untuk berperan serta
pada penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.
b) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Disamping mengembangkan keterampilan
memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga mendorong peserta didik belajar
berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing
antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan
membentuk kelompok-kelompok peserta didik dimana masing-masing kelompok akan
memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan
peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini
seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota,
komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Peserta didik
sangat penting memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk
menjaga kinerja dan dinamika kelompok selama pembelajaran. Setelah peserta
didik diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar
selanjutnya pendidik dan peserta didik menetapkan subtopik-subtopik yang
spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal. Tantangan utama bagi pendidik
pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua peserta didik aktif terlibat
dalam sejumlah kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat
menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, serta memamerkannya. Pendidik bertanggungjawab untuk
melakukan pengawasan terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan
proyek. Pengawasan dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada
setiap proses. Dengan kata lain pendidik berperan menjadi mentor bagi aktivitas
peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang
dapat merekam keseluruhan aktivitas yang
penting
c) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun
setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun
pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan
eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan
data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini,
pendidik harus mendorong peserta didik untuk mengumpulkan data dan melaksanakan
eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi
situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan cukup
informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Pendidik membantu
peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai
sumber, dan pendidik seharusnya mengajukan pertanyaan pada peserta didik untuk
berifikir tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk sampai pada
pemecahan masalah yang dapat dipertahankan. Setelah peserta didik mengumpulkan
cukup data dan memberikan permasalahan tentang fenomena yang mereka selidiki,
selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam bentuk hipotesis,
penjelesan, dan pemecahan. Selama pengajaran pada fase ini, guru mendorong
peserta didik untuk menyampikan semua ide-idenya dan menerima secara penuh ide
tersebut. Guru juga harus mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik
berfikir tentang kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang
kualitas informasi yang dikumpulkan.
d) Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan
artifak (hasil karya) dan pameran. Artifak lebih dari sekedar laporan tertulis,
namun bisa suatu video, tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang
diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan
pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan
artifak sangat dipengaruhi tingkat berfikir peserta didik. Langkah selanjutnya
adalah mempamerkan hasil karyanya dan pendidik berperan sebagai organisator
pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan peserta
didik-peserta didik lainnya, para pendidik, para orang tua, dan lainnya yang
dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
e) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan
Masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini
dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses
mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka
gunakan. Selama fase ini guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi
pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar